blog-indonesia.com

Wasior Seperti Kota Mati, Bau Mayat Menyebar

Kamis, 07 Oktober 2010


Sampai pukul 17.30 WIT hari ini, sudah 97 orang warga yang ditemukan tewas.
Kamis, 7 Oktober 2010, 17:43 WIB
(AP Photo/Abdul Muin)

VIVAnews -- Empat hari pasca diterjang banjir bandang, Wasior, Ibukota Teluk Wondama, Papua Barat praktis lumpuh, nyaris tak ada aktivitas. Kota itu seperti kota mati.

"Kota Wasior sudah seperti kota mati, warga terus pergi mengungsi, baik itu ke Manokwari maupun ke Nabire. Jika malam tiba, suasana mencekam, bau bangkai yang menyengat menyebar," ujar Yohanes salah seorang warga Wasior yang berhasil dihubungi, Kamis 7 Oktober.

Di wilayah Sanduay misalnya, sama sekali tidak lagi terlihat keramaian warga, padahal itu merupakan pusat kota dan Pasar Central.

"Yang terlihat hanya 1-2 warga, kebanyakan sudah pergi mengungsi, bangunan dan pohon roboh serta lumpur membuat suasana mencekam," ucapnya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Provinsi Papua Barat, Derek Ampnir mengatakan, upaya pencarian masih terus dilakukan baik dengan cara manual maupun dengan alat berat. "Tim SAR masih terus melakukan pencarian di seluruh Wasior," ucapnya.

Dalam pencarian hari ini (Kamis), kembali ditemukan 5 jenazah di daerah Sanduay. "Tim kembali berhasil mengevakuasi 5 korban tewas dari bangunan dan pohon runtuh," ucapnya.

Total, kata Derek, sampai pukul 17.30 WIT hari ini, sudah 97 orang warga yang tewas. Sementara, bantuan bagi warga yang masih berada di Wasior, baik berupa bahan makanan, tenda, air mineral dan obat-obatan, serta kantong mayat, untuk hari ini tidak ada pengiriman dari Manokwari.

Tim SAR, dalam upaya pencarian sangat membutuhkan angkutan jenazah, terutama untuk mengangkut korba dari pinggiran ke kota Wasior dan lokasi pemakaman.

Untuk bantuan makanan, menurut Maria, koordinator salah satu posko pengungsi di Wasior mengatakan, bantuan yang diberikan sesuai dengan kondisi warga yang berkumpul. Sementara posko pengungsi yag jauh, bantuan diserahkan melalui peerintahan distrik. "Bantuan yabg diberikan kepada pengungsi berisi beras, sarden, serta makanan cepat saji lainnya," ujar Maria.

Gubernur Papua Abraham O Ataruri, Kepala BNP Nasional Syamsul Muarif dan staf khusus presiden Veliks Wanggai, hari ini bersama-sama melakukan peninjauan ke Wasior.

Syamsul Muarif mengatakan, sesuai dengan instruksi presiden, pemerintah provinsi dan kabupaten Teuk Wondama harus segera mengambil langkah-langkah menormalisasi Wasior.

"Prioritas utama mengevakuasi pengungsi. Pemda Teluk Wondama harus secara rutin mendata kebutuhan apa saja yang dibutuhkan, untuk disampaikan ke pemda provinsi dan pusat," ucapnya.

Warga yang masih tersisa di Wasior sebagian besar mengungsi di Racei wilayah perkantoran Bupati Teluk Wondama. Mereka masih dihantui rasa takut akan adanya banjir bandang susulan, pasalnya, hujan lebat masih turun di Wasior.

Hingga kini wilayah Rado, Wasior, belum bisa dimasuki tim SAR, karena akses jalan tertutup lumpur, kayu dan sisa-sisa bangunan.

0 komentar: