blog-indonesia.com

indomie DICEKAL di taiwan

Selasa, 12 Oktober 2010








Wah rame banget siaran di TV tentang pencekalan Produk INDOMIE di Taiwan. Apalagi yang paling heboh membahasnya itu Tidak lain dan Tidak bukan adalah TVONE (dari dulu gw ga pernah suka ma stasiun TV ini khusus pemberitaannya, terlalu berlebihan).. Bukan nya membantu Produk yang udah bikin harum negeri ini, malah bikin tambah runyam.
Bangga donk kita sebagai bangsa Indonesia kalo sempat ada produk kita yang udah Go-international. Indomie secara ga langsung udah jadi Duta Indonesia di mata Dunia.

Sekedar berbagi pengalaman, waktu ane ke luar negeri. Nah disana pas ane ngenalin diri ke teman kerja n pas ane bilang kalo ane dari Indonesia, tau ga apa yang mereka katakan pertama kali???
"Ohhh.... I know.. INDOMIE..yeah INDOMIE.."
ane sampe terkejut juga, ternyata Indomie terkenal juga sampe disana. Ane kira Indomie cuma makanan favorit anak kosan yang lagi nunggu duit kiriman ortu..


Jakarta, Produk mie instan milik Indomie dicekal di Taiwan dan Hong
Kong karena alasannya menggunakan Methylparaben atau Methyl
P-Hydroxybenzoate (E218) sebagai pengawetnya. Apa itu zat pengawet
E218? Benarkah berbahaya?

Departemen Kesehatan dan badan pengawas makanan di Taiwan melakukan
razia di sejumlah supermarket untuk menarik produk Indomie sejak pekan lalu.

Departemen Kesehatan Taiwan beralasan Indomie menggunakan zat pengawet Methyl P-Hydroxybenzoate yang tidak boleh digunakan untuk makanan. Di Taiwan zat ini hanya digunakan untuk produk kosmetik agar tidak berjamur.

Seperti apa sebenarnya Methyl P-Hydroxybenzoate itu?

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration (FDA)
seperti dilansir Ehow,Senin (11/10/2010) memasukkan Methyl
P-Hydroxybenzoate sebagai zat pengawet yang aman.

Bahan ini memang diperbolehkan untuk digunakan pada produk kosmetik,
produk farmasi atau obat serta produk makanan.

1. Penggunaan untuk kosmetik
Selama lebih dari 80 tahun, metil telah digunakan sebagai pengawet dalam
industri kosmetik yang sering ditemukan pada pelembab wajah, produk
anti-penuaan, pewarna rambut, produk pemutihan kulit, gel cukur,
pembersih wajah, spray, shampo dan conditioner, maskara, eye shadow dan
alas bedak.

2. Penggunaan untuk farmasi
Dalam industri farmasi, metil telah digunakan untuk melindungi obat
sejak 1924. Metil digunakan untuk anti-bakteri seperti pada antibiotik
topikal, kortikosteroid dan obat tetes mata. Beberapa antibiotik seperti
penggunaan methylparaben pada penisilin mencegah kontaminasi mikroorganisme.

3. Penggunaan untuk makanan
Karena sifatnya yang anti jamur, metil digunakan sebagai penghambat ragi
dalam produk makanan. FDA mengatakan produk ini aman digunakan dalam
jumlah kecil. Pada makanan metil ditemukan pada berbagai produk susu
beku, minyak dan lemak, selai, sirup dan bumbu-bumbu.

Sebagai pengawet makanan, FDA menggolongkan Methylparaben dalam
kategori Generally Recognized as Safe (GRAS). Artinya, bahan kimia ini
bisa dan aman untuk digunakan pada sebagian besar produk makanan.

Sebagai pengawet makanan, Methylparaben memiliki keunggulan dibanding
pengawet lain yaitu lebih mudah larut air. Oleh karenanya, senyawa ini
sering dipakai karena dinilai lebih aman saat terlibat kontak dengan cairan.

Kelebihan lainnya, Methylparaben tidak hanya mencegah pertumbuhan
bakteri pada makanan instan dan awetan. Lebih dari itu, senyawa ini juga
bisa membantu menjaga kestabilan rasa sehingga makanan dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama.

Di dalam tubuh, senyawa ini juga relatif aman karena mudah
dimetabolisme. Karena mudah diserap, baik melalui saluran pencernaan
maupun kulit, senyawa ini juga lebih cepat dikeluarkan dari dalam tubuh.

Dalam penggunaan untuk kosmetika,Methylparaben jarang menimbulkan
iritasi meski dapat memicu alergi pada sebagian orang. Senyawa ini
tergolong senyawa non-toxic, yang tidak beracun sekalipun terserap
melalui permukaan kulit maupun pencernaan.

Meski ada beberapa penemuan soal bahaya metil namun hingga kini penemuan
tersebut belum sepenuhnya diuji. Penelitian Cosmetic Safety Database
metil telah dikaitkan dengan kanker, alergi, gangguan endokrin,
keracunan atau perubahan tingkat sel. Namun penemuan ini masih harus
dibuktikan.

Sementara beberapa penelitian menunjukkan metil dapat bereaksi dengan
paparan ultraviolet B sehingga mengakibatkan peningkatan kerusakan DNA
dan penuaan kulit. Namun seperti ditegaskan FDA sepanjang jumlah yang
dipakai tidak melebihi dosis produk ini cukup aman.


ICBP Tegaskan INDOMIE Telah Penuhi Standar Internasional
Tentang Keselamatan Makanan
JAKARTA, 10 Oktober 2010 - Sehubungan dengan pemberitaan di media massa Taiwan baru-baru ini, mengenai kandungan bahan pengawet E218 (Methyl P-Hydroxybenzoate) dalam produk mi instan Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ("ICBP" atau "Perseroan") menjelaskan bahwa produk mi instan yang diekspor oleh Perseroan ke Taiwan telah sepenuhnya memenuhi peraturan dari Departemen Kesehatan Biro Keamanan Makanan Taiwan.

Perseroan berkeyakinan bahwa pemberitaan mengenai mi instan yang muncul di media massa Taiwan, bukanlah merupakan produk mi instan ICBP yang ditujukan untuk pasar Taiwan.

ICBP telah mengekspor produk mi instan ke berbagai negara di seluruh dunia selama lebih dari 20 tahun. Perseroan senantiasa berupaya memastikan bahwa produknya telah memenuhi peraturan dan ketentuan keselamatan makanan yang berlaku di berbagai negara dimana produk mi instannya dipasarkan.

"ICBP menekankan bahwa produk Perseroan telah sepenuhnya memenuhi panduan dan peraturan yang berlaku secara global, yang ditetapkan oleh CODEX Alimentarius Commission, sebuah badan internasional yang mengatur standar makanan. Terkait pemberitaan ini, saat ini kami tengah meninjau situasi di Taiwan, dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan konsumen kami di Taiwan dan di berbagai negara lainnya ", kata Taufik Wiraatmadja, Direktur ICBP.

0 komentar: