blog-indonesia.com

Virus Ebola Kembali Muncul

Selasa, 17 Mei 2011


Petugas kesehatan membuat sebuah unit isolasi untuk mengantisipasi adanya pasien baru.

Petugas kesehatan membuat sebuah unit isolasi untuk mengantisipasi adanya pasien baru. (AP Photo)

VIVAnews - Dari penelitian awal yang dilakukan terhadap seorang remaja puteri berusia 12 tahun yang meninggal dunia, diindikasikan bahwa penyebabnya adalah virus Ebola yang sangat mematikan.

Menurut petugas kesehatan, seperti dikutip dari Physorg, 16 Mei 2011, korban berasal dari sebuah kota yang berada dalam jarak sekitar 35 kilometer arah utara Kampala, kota terbesar dan ibukota dari Uganda.

Pada uji coba awal yang dilakukan oleh peneliti dari Uganda Virus Research Institute menunjukkan bahwa gadis yang meninggal dunia pada 6 Mei lalu di rumah sakit Bombo, distrik Luweero, Central Region itu memang diakibatkan oleh Ebola.

“Ia dibawa ke rumah sakit dan meninggal beberapa jam kemudian,” kata Miriam Nanyunja, dokter yang menjabat sebagai Disease Prevention and Control Officer untuk World Health Organization di Uganda. “Dari gejala yang terlihat, ia kemudian dites untuk Ebola dan hasil yang memastikan itu sudah keluar,” ucapnya.

Nanyunja menyebutkan, petugas kesehatan saat ini tengah mencari kasus lain di kawasan itu dan akan membuat sebuah unit isolasi di rumah sakit Bombo untuk mengantisipasi adanya pasien baru yang terserang Ebola.

Nathan Mugisha, Director General of Health Services Uganda mengonfirmasikan hasil penelitian awal terhadap Ebola tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa gugus tugas segera dibentuk dan berupaya untuk mengatasi potensi mewabahnya Ebola. “Saat ini baru hasil tes awal yang kami dapat namun pembahasan sudah dilangsungkan,” ucapnya.

Seperti diketahui, penyakit perdarahan langka yang namanya diambil dari nama sebuah sungai kecil di kawasan Republik Demokrasi Kongo itu telah membunuh 37 orang di barat Uganda pada tahun 2007 lalu dan setidaknya 170 orang di kawasan utara negeri itu pada tahun 2000.

Ebola sendiri menular ke manusia lewat penanganan yang kurang tepat terhadap hewan yang mati akibat virus itu. Saat memusnahkan sekitar 88 persen populasi simpanse pada tahun 2003, diketahui bahwa konsumsi daging simpanse oleh manusia cukup signifikan.

• VIVAnews

0 komentar: