VIVAnews - Presiden Mesir, Hosni Mubarak menolak mundur dari jabatannya. Lewat pidato yang disiarkan televisi nasional setempat, Kamis, 10 Februari 2011, Mubarak menegaskan tidak akan tunduk pada tekanan-tekanan yang datang dari luar.
Menurut Mubarak, dirinya telah menempatkan kerangka kerja yang akan melakukan amandemen terhadap enam butir konstitusi.
"Saya tidak dapat dan tidak akan bersedia didikte oleh pihak luar. Tak peduli seserius apapun tekanan tersebut," kata Mubarak seperti dikutip dari Aljazeera.
Mubarak mengaku kalau pidatonya disusun dengan hati yang tulus. Dia juga mengatakan akan tetap berkomitmen untuk menjalankan seluruh janji yang telah dibuatnya terkait dengan konstitusi dan reformasi politik.
"Saya telah meletakkan sebuah visi...untuk keluar dari krisis saat ini, dan tetap mewujudukan tuntutan dari para pemuda dan masyarakat...tanpa merusak konstitusi yang menjamin stabilitas masyarakat kita," tegas Mubarak.
Selanjutnya, Mubarak kembali menegaskan tidak akan mencalonkan diri lagi pada pemilihan umum September mendatang. Meski demikian, Mubarak mengaku akan mendelegasikan beberapa kekuasaan kepada Wakil Presiden Omar Sulaeiman.
"Saya akan tetap memikul tanggung jawab saya, melindungi konstitusi dan melindungi kepentingan Mesir (hingga pemilu berikutnya)," kata Mubarak.
"Ini adalah sumpah yang telah dibuat di hadapan Allah dan bangsa, dan saya akan tetap menjalankan sumpah ini," pungkasnya.
Pidato Mubarak ini tentu saja mengecewakan ratusan ribu demonstran pro demokrasi yang memenuhi Lapangan Tahrir di Kairo dan kota-kota lainnya. Mereka bertambah marah karena sebelumnya berharap Mubarak bakal legowo mundur dari jabatannya. (one)
0 komentar:
Posting Komentar