VIVAnews - Sulit dipercaya bahwa di abad 21 seperti saat ini kita masih membicarakan tentang bajak laut. Sayangnya, sampai saat ini, bandit samudera itu masih menjadi masalah besar bagi kapal, termasuk tanker dan kontainer.
Menurut laporan International Maritime Bureau, tahun lalu, tercatat sebanyak 430 serangan dilakukan oleh bajak laut. Di tahun 2009, angkanya masih 406 kasus. Perairan di sekitar Somalia, Bangladesh, Nigeria dan Indonesia merupakan lokasi favorit pembajak.
Untuk itu, BAE Systems, perusahaan berbasis di London berupaya mengembangkan prototipe perangkat yang diharapkan mampu melumpuhkan pembajak sebelum menyerang korban.
Perangkat ini akan menembakkan sinar laser tak berbahaya yang mampu menembus hingga jarak 1,2 mil atau sekitar 1,93 kilometer. Laser ini akan menjadi peringatan bagi penyerang untuk tidak mendekat. Jika bajak laut mendekat, ia akan mendapatkan efek disorientasi akibat silaunya cahaya itu.
“Efek yang dihasilkan serupa dengan kondisi ketika seorang pilot pesawat tempur menyerang dari arah berlawanan dengan sinar matahari,” ucap Roy Evans, Capability Technology Lead for Laser Photonic Systems BAE Systems, seperti dikutip dari Discovery, 13 Januari 2011.
Kilauan cahaya, kata Evans, cukup intensif untuk menyulitkan pelaku membidik senjata ke korbannya. “Meski begitu, cahaya laser ini tidak memiliki efek permanen,” ucapnya.
Dari pengujian, laser tersebut mampu bekerja di siang dan malam hari.
Peneliti menilai perangkat seperti ini bisa dikombinasikan dengan alat pembidik dan sistem radar untuk mengarahkan sinar secara akurat. Peneliti juga tengah mengembangkan fitur pengamanan yang mencegah laser itu digunakan jika pembajak berhasil mengambil alih kapal.
Sebagai informasi, per 10 Januari 2011, bajak laut Somalia sendiri telah menangkap 25 kapal dan menyandera 586 anak buah kapal.
0 komentar:
Posting Komentar