VIVAnews - Asia Pulp and Paper Group (APP), salah satu produsen kertas terbesar di dunia, mengumumkan serangkaian kegiatan sosial dan lingkungan untuk memulai Tahun Hutan PBB (United Nation’s Year of the Forest). Kegiatan ini menandai dukungan perusahaan terhadap moratorium Indonesia akan konversi hutan baru selama dua tahun.
Komitmen Indonesia dalam penerapan REDD (Reducing Deforestation and Forest Degradation) akan diwujudkan dengan pengangguhan terhadap pemberian ijin baru untuk pengelolaan hutan dan areal gambut.
"Penangguhan ini menjadi kesempatan penting bagi industri kehutanan dan para pemangku kepentingan untuk memperbaiki perencanaan lahan dan penerapan praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan kehutanan yang berkelanjutan secara nasional," tulis APP dalam keterangan resminya, Jumat 28 Januari 2011.
Selama kurun waktu tersebut, APP, yang berkantor pusat di Jakarta, akan menjalankan serangkaian aktivitas dan program yang bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan kehutanan secara nasional.
Adapun program-program yang direncanakan selama dua tahun ke depan meliputi:
- Kajian independen tentang dampak pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan emisi gas rumah kaca di semua jenis tanah
- Memperluas wilayah konservasi yang utama termasuk menciptakan koridor-koridor yang bermanfaat untuk satwa liar
- Program penelitian dan percontohan yang berkaitan dengan perlindungan spesies yang terancam punah di Indonesia seperti Harimau Sumatra, Badak Jawa and Orangutan
- Sebuah program percontohan untuk membangun bio-village di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil – Bukit Batu, Propinsi Riau
- Mengembangkan berbagai model konservasi karbon di Cagar Karbon Kampar, yang merupakan proyek REDD+ di konsesi HTI yang pertama di dunia
- Mengembangkan perumahan ramah lingkungan bersama Habitat for Humanity Indonesia untuk masyarakat miskin di Jawa Tengah
- Perluasan dari program-program sertifikasi legalitas, lacak balak (Chain of Custody) dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan guna mencapai visi di tahun 2020
- Serta komitmen APP dan para pemasok bahan baku kayunya untuk menanam 1 juta pohon per hari sebagai bagian dari program penghutanan.
"Pengurangan emisi karbon dan pelestarian karbon berharga merupakan satu hal yang akan kami fokuskan dalam dua tahun ke depan," kata Aida Greenbury, managing director APP.
Saat ini, sedang dilakukan riset kelompok peneliti dari pihak akademis untuk menganalisa dan membuat perhitungan secara akurat stok karbon dalam pengembangan HTI, yang ditekankan pada penilaian emisi karbon di semua jenis tanah.
Kegiatan ini akan menjadi proyek penelitian independen pertama yang dilakukan di HTI Indonesia yang meliputi analisa terhadap seluruh jenis tanah selama satu tahun penuh di segala musim.
Analisa ini akan mengukur emisi gas rumah kaca (CO2 dan CO4) dan hilangnya bahan-bahan organik di hutan dataran rendah dan dataran tinggi di dekatnya yang berada di area hutan gambut yang alami dan yang terdegradasi selama setahun.
Saat ini, peralatan penelitian tengah dipasang di dalam dan di sekitar konsesi yang dikelola oleh pemasok bahan baku kayu APP di Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.
0 komentar:
Posting Komentar