blog-indonesia.com

meteor shower lyrid

Kamis, 17 Juni 2010


meteor Lyrids mencapai puncaknya pada 21 dan 22 April

Bandung~Profesor Riset Astronomi Astrofisika “LAPAN” Thomas Djamaluddin mengatakan, “Fenomena hujan meteor Lyrids yang terjadi pada 16-26 April bisa dilihat tanpa menggunakan alat bantu apapun.”

“fenomena ini hanya terlihat di bumi bagian ekuator dan Utara, karena meteor Lyrids bergerak dari Timur laut dan Utara ke arah Barat. Semua orang di belahan bumi tersebut, kata dia, bisa melihat fenomena ini pada tengah malam hingga dini hari dan puncaknya pada 21-22 April,” katanya


“Bila menggunakan alat bantu, khususnya teropong, bidang pandang menjadi sempit. Ini justru bisa menyebabkan hujan meteor tidak terlihat. Sedangkan dengan mata telanjang, bidang pandang ke langit menjadi luas.”


“Supaya fenomena ini terlihat jelas, cuaca di daerah tempat pengamatan harus cerah. Lokasi pengamatan harus bebas polusi cahaya. Selain itu bagian Timur dan Utara tempat pengamatan tidak terhalang apapun,” katanya.


Dia menjelaskan, fenomena itu terjadi karena bumi berevolusi melewati sisa debu lintasan komet Thatcher. Kemudian debu tersebut menembus atmosfer dan terbakar


“Debu-debu itulah yang terlihat sebagai hujan meteor. Bahkan terlihat seperti bintang jatuh,” kata Thomas


”Fenomena itu terjadi sejak 2600 tahun lalu. Pada 1800-an peneliti baru menyimpulkan penyebab terjadinya fenomena hujan meteor Lyrids.”

“Titik pancar hujan meteor Lyrids berasal dari rasi bintang Lyra. Intensitasnya tergolong sedang, karena hanya terlihat belasan meteor per jam,” kata Thomas.

Sedangkan di Jakarta, - Meski cuaca Jakarta cerah, hujan meteor Lyrids belum terlihat dini hari tadi, berdasarkan pantauan Tempo, pukul 02.00 dan 03.00, tidak terlihat hujan meteor Lyrids


Hujan meteor Lyrids diperkirakan mulai turun sejak 16 April hingga 25 April. Puncak terjadinya hujan meteor Lyrids diperkirakan terjadi pada Hari Bumi pada 22 April nanti.


Berdasarkan pantauan Tempo pada dini hari, langit Jakarta tampak cerah dengan bintang yang berpendaran. Akan tetapi, sepanjang pantauan Tempo tidak terlihat hujan meteor Lyrids yang tampak di langit Jakarta


Menurut astronom Griffith Observatory di Los Angeles, Anthony Cook, hujan meteor Lyrids telah terpantau sejak 687 Sebelum Masehi. Tiap tahun, hujan meteor Lyrids tidak bisa diprediksikan jumlahnya.


“Rata-rata hujan Lyrids menghasilkan 10 sampai 20 meteor per jam. Tetapi, dalam beberapa waktu, jumlah meteor yang jatuh bisa naik mencapai 90 meteor per jam,” ujar Cook seperti dikutip National Geographics.com, Senin (19/4). “Pada 1803, hujan menghasilkan ribuan meteor per jam sehingga bisa disebut sebagai badai meteor.”

Menurut Cook, waktu terbaik untuk melihat hujan meteor tersebut adalah antara pukul 01.00-02.00. Dan cara terbaik untuk melihatnya adalah berbaring dengan nyaman menghadap ke mana pun dari utara sampai timur dan melihat ke langit.


“Lokasi terbaik (untuk melihat hujan meteor) adalah jauh dari kota yang belum dipenuhi polusi dan langitnya terbuka,” tambah Cook.

Sumber : amsmeteors, inilah.com, tempointeraktif

0 komentar: